Info Gunung Cikuray - Gunung Cikurai merupakan sebuah gunung bertipe Stratovolcano yang terletak di Dayeuhmanggung, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia. Gunung Cikuray yang mempunyai ketinggian 2.821 meter di atas permukaan laut ini tidak mempunyai kawah aktif dan merupakan gunung tertinggi keempat di Jawa Barat setelah Gunung Ciremai, Gunung Pangrango dan Gunung Gede. Gunung ini berada di perbatasan kecamatan Bayongbong, Cikajang, dan Dayeuhmanggung. Iklim di daerah Gunung Cikuray dan sekitarnya dikategorikan sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate). Curah hujan di sekitar Gunung Cikuray mencapai 3500-4000mm dengan kalkulasi bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan dan juga variasi temperatur dari 10º C hingga 24º C.
Sejarah Gunung Cikuray
Beberapa naskah kuno menyebutkan bahwa Gunung Cikuray
sebagai Gunung Larang Srimanganti. Pada abad ke-17, lereng Gunung
Cikuraty menjadi mandala, yaitu pusat pertapaan para pendeta dan
kegiatan tulis menulis kerajaan Padjadjaran. Di tempat inilah tradisi
kerajaan Sunda dalam bidang tulis-menulis berlangsung. Banyak naskah
Sunda kuno yang ditulis saat itu dan menjadi pusat penelitian para ahli.
Bukti-bukti tertulis mengenai mandala ini masih tersimpan di sebuah
cagar budaya Ciburuy di Kecamatan Cigedug.
Sejak abad ke-19 lereng Gunung Cikuray mulai dibuka untuk dijadikan
lahan perkebunan teh. Salah satu perkebunan teh yang terkenal pada massa
itu adalah Perkebunan Waspada, Perkebunan yang berada di sekitar
wilayah Cikajang. Perkebunan ini dikelola oleh Karel Frederik Holle
(K.F. Holle) yang dikenal juga sebagai penasihat pemerintah kolonial
Belanda untuk urusan masya¬rakat pribumi. Waspada menjadi terkenal
karena Holle menjadikan perkebunan ini sebagai tempat bereksperimen yang
menggabungkan bisnis dan idealisme kebudayaan dengan tujuan
memberdayakan masyarakat pribumi. Mika lahirlah dari tempat ini berbagai
inovasi di bidang kebudayaan dan pertanian, di antaranya pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan domba, dan sistem sengked untuk lahan
pertanian.
Sasakala Dan Asal Usul Gunung Cikuray
Sasakala dan asal usul Gunung Cikuray Garut memang menjadi misteri hingga saat ini. Berbagai mitos berkembang tentang gunung yang satu ini.Banyak hal mistis yang diceritakan para pendaki dari berbagai daerah di blognya masing-masing tentang pangalamannya mendaki Gunung Cikuray.
Cara Pendaftaran Kemping Gunung Cikuray
Pendaftaran kemping di Gunung Papandayan Gunung Guntur dan Gunung Cikuray tidak atau belum bisa dilakukan dengan sistem booking karena belum ada sistem booking, jadi langsung saja datang dan daftar ditempat.
Jalur Pendakian Gunung Cikuray
Pendakian Gunung Cikuray dari Cilawu dapat dicapai dari Garut. Perjalanan dari jalan raya untuk menuju titik awal pendakian yaitu stasium pemancar TV dapat memakan waktu sekitar 2 jam sampai dengan 3 jam berjalan kaki atau dapat menggunakan jasa ojek hanya sekitar 40 menit. Untuk trek jalan dari jalan raya menuju stasiun pemancar TV, dapat dilalui dari Desa Babakan Loak – Desa Cisumur – Desa Mekarsari – stasiun pemancar TV.
Keadaan jalan untuk menuju stasiun pemancar cukup lebar di mana dapat dilalui mobil namun jalan tersebut hanya tesusun dari bebatuan. Jika hendak menuju Kecamatan Cilawu ini dengan kendaraan umum dapat mengambil jurusan Garut yang akan berhenti di Terminal Garut (Guntur), kemudian dilanjutkan dengan angkot 06 menuju Cilawu, dapat turun di Sukamulya atau Cigarungsang,di tengah jalan kita ketemu Pos perkebunan,di situ kita di suruh ngisi buku tamu dan kena biaya Rp.2.000/orang. Lalu dapat dilanjutkan dengan jasa ojek untuk menuju Stasiun pemancar Rp.30.000/orang
Jalur Pendakian Cilawu
Dari stasiun pemancar, memulai pendakian melalui kebun teh dengan punggungan yang terlihat jelas, dari sana juga dapat terlihat bentuk punggungan yang akan didaki hingga menuju puncak Gunung Cikuray jika cuaca cerah tanpa kabut. Perjalanan melewati kebun teh hanya singkat, sekitar 30 menit dengan keadaan jalur yang gersang dan berdebu. Setelah itu baru memasuki hutan yang teduh. Di luar musim hujan, kondisi tanah masih terlihat gersang dan berdebu bila ditapaki.
Pos 1 dapat dicapai dari stasiun pemancar TV dengan waktu tempuh sekitar 50 menit. Kemudian ditambah sekitar 50 menit lagi untuk menuju Pos 2. Waktu tempuh Pos 2 ke Pos 3 adalah 1,5 kali lebih lama dibanding waktu tempuh dari Pos 1 ke Pos 2. Karena medannya yang curam, dengan kontur yang rapat, Pos 1, Pos 2, dan Pos 3 hanya mampu menampung satu sampai dua tenda. Sementara di Pos 4 terdapat tempat yang lebih luas yang dapat menampung sampai tiga tenda.
Sebelum memulai pendakian, sebaiknya mengisi perbekalan air di stasiun pemancar TV. Dalam musim kemarau panjang, pendaki tidak dapat mengisi perbekalan air di stasiun pemancar karena para pekerja di stasiun pemancar tersebut juga harus bolak–balik ke desa untuk mengisi ulang air yang mereka butuhkan. Maka untuk lebih pastinya, sebaiknya diisi sebelum menuju stasiun pemancar, tepatnya di desa terakhir : Desa Cisumur atau Cikoneng di Desa Dayeuh Manggung, Kecamatan Cilawu.
Pos 4 Perjalanan dilanjutkan terus mendaki dari Pos 4 menuju Pos membutuhkan waktu sekitar 45 menit dengan kemiringan yan lebih terjal seperti Pos 3 menuju Pos 4 yang kemudian dapat dilanjutkan ke Pos Puncak Bayangan yang memiliki lahan yang lebih luas dari lima pos sebelumnya dan dengan keadaan lebih datar tanpa adanya semak belukar.
Perjalanan setelah Pos Puncak Bayangan dapat dilakukan menuju Pos yang luasnya hampir sama dengan pos puncak bayangan yang mampu menampung sekitar 3 sampai 4 tenda. Dari Pos 6 ini pepohonan tinggi sudah tidak terlalu rapat namun masih dapat menghalangi hantaman angin langsung dan sudah sangat dekat dengan Puncak Gunung Cikuray. Pos 6 ini dapat menjadi tempat yang paling santai untuk menunggu momen matahari terbit atau tenggelam. Hanya tinggal menanjak ke puncak kurang dari 15 menit dengan membawa perbekalan secukupnya, lalu balik lagi ke Pos 6 sekitar 10 menit.
Puncak Gunung Cikuray dengan menampilkan panorama kota dan pegunungan di wilayah Garut. Di sebelah barat tampak berjajar pegunungan sampai ke arah utara, mulai dari Gunung Papandayan sampai Gunung Guntur.
Di puncak Gunung Cikuray terdapat bangunan berupa pos seluas 2.5 x 2.5 meter. Jadi hanya mampu menampung 1 tenda. Menempati pos di puncak ini merupakan pilihan yang beresiko, apalagi di saat musim hujan. Selain karena kondisi puncak yang gersang dan tidak dikelilingi pepohonan, pos tersebut biasa menjadi incaran para pendaki yang langsung menuju puncak untuk mendirikan tenda.
Jalur Kiara Jengot Cigedug
Untuk menuju puncak cikuray terdapat beberapa opsi jalur atau rute pendakian yang dapat dipilih, diantaranya seperti jalur Cikajang, Bayombong, Cilawu/Pemancar. Kemudian khusus jalur Cikajang, menurut informasi merupakan jalur yang paling landai untuk dilalui, namun merupakan terpanjang diantara jalur lainnya. Sedangkan untuk jalur Bayombong, merupakan jalur terpendek namun termasuk jalur yang paling sulit dan terjal. Kemudian untuk jalur Cilawu merupakan jalur terfavorite dengan melalui jalur Pemancar. Sebetulnya pada Cilawu terdapat pula beberapa titik lainnya yang dapat digunakan seperti dekat gerbang pintu masuk perkebunan Dayuehmanggung, Patrol dan Kiara Janggot yang merupakan jalur baru dibuka pada awal Januari 2016 untuk pendakian. Bila menggunakan Dayuehmanggung atau Patrol, kedua jalur ini nantinya akan bertemu pada persimpangan di lokasi Pemancar. Akan tetapi, bilamana menggunakan jalur Kiara Janggot, jalur ini tidak akan melewati lokasi Pemancar, namun nantinya akan bertemu di pos ke-6 atau pos ke-7 pada jalur track Pemancar. Dikarenakan ingin mencoba jalur tersebut, maka pada 22/01/2016 saya menggunakan jalur Kiara Janggot untuk menuju puncak. Bagaimana dengan kamu, tertarik melakukan pendakian gunung cikuray? mari simak terlebih dahulu konten artikel saya kali ini.
No comments:
Post a Comment